Friday, November 10, 2017

Teks Anekdot | Ciri - Ciri, Struktur, Tujuan dan Kaidah Kebahasaan

Teks Anekdot | ciri-ciri, struktur, tujuan, kaidah kebahasaan,  - Selamat datang di Loker ilmu, hay sobat loker pada kali ini saya akan membahas mengenai teks anekdot yang pada artikel sebelumnya kita telah membahas Teks Eksposisi, Teks Eksplanasi, saat kita belajar mengenai bahasa indonesia pasti tak akan lepas dengan macam macam jenis teks, dan di antara teks tersebut adalah teks anekdot. Umumnya semua jenis teks memiliki ciri-ciri, struktur teks, dan kaidah kebahasaan di dalamnya tujuannya agar mempermudah kita dalam membedakan masing masing jenis teks. Pada kali ini kita akan mengulas sedikit tentang teks anekdot, untuk lebih lengkapnya simak penejelasan berikut.

Pengertian Teks Anekdot
Menurut saya pribadi teks anekdot adalah suatu gagasan yang di rangkai menjadi cerita singkat yang di dalamnya terdapat ke unsuran lelucon namun memiliki maksud atau tujuan untuk mengktritik orang ataupun golongan, pada umunya teks anekdot hanya bertopik pada layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.  Itu tadi adallah menurut pendapat saya pribadi namun ada sumber lain yang mengatakan bahwasannya Teks anekdot merupakan sebuah karangan cerita atau kisah yang bisa jadi berdasarkan  pengalaman hidup seseorang yang ditulis secara singkat, pendek dan lucu tentang berbagai topik seperti pendidkan, politik, hukum, sindiran, kritikan, dan sebagainya. Dalam teks anekdot itu sendiri, perlu diketahui bahwa teks anekdot tidak hanya berisikan kisah-kisah cerita lucu semata melainkan terdapat juga amanat, pesan moral, serta ungkapan tentang suatu kebenaran secara umum.

Ciri-ciri Teks Anekdot
Pada penjelasan di atas tadi sudah saya sebutkan bahwasannya setiap teks juga memiliki ciri-ciri, tujuannya tak lain untuk mempermudah kita dalam membedakan teks yang satu dengan teks yang lainnya, berikut adalah ciri-ciri teks anekdot :

1. Teks anekdot sendiri memiliki sifat humor atau lelucon pada isinya, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.

2. Teks anekdot memiliki sifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.

3. Terselip kritikan atau tujuan : Mungkin ini juga dapat menjadi salah satu tujuan dari dibuatnya sebuah teks berbentuk anekdot, di mana pembuatnya akan menyelipkan kritik dengan cara yang lebih lucu dan mampu diterima oleh masyarakat.

4. Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau juga orang penting : biasanya pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh atau figure yang ada dalam dunia nyata dan mudah kita temui dalam keseharian. Contohnya seperti orang-orang pemerintahan, anggota keluar, dan lainnya.

5. Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi menyindir : Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, teks yang berupa anekdot memang dibuat untuk memberi kritik dengan cara yang berbeda. Semacam guyonan yang sengaja dibuat dengan tujuan tertentu seperti menyindir. Biasanya menyindiri di sini berkaitan dengan isu sosial dalam negeri yang sudah menjadi rahasia umum.

6. Teks yang mendekati perumpamaan : Perumpaan pada sebuah teks dengan struktur anekdot mendekati bentuk sebuah dongeng. Layaknya karangan cerita berdasarkan imajinasi dan ditambah dengan segala hal yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi di masayarakat.

Kisah cerita yang dalam teks anekdot disajikan hampir menyerupai dongeng, menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot juga memiliki struktur-struktur sebagai penyusun dan struktur tersebut harus di perhatikan dalam pembentukannya. Teks anekdot sendiri memiliki 7 struktur yang masing struktur memiliki artian tersendiri, untuk mengetahui lebih lanjut simak penjelasan di bawah :

1. Abstraksi, bagian ini terletak pada bagian awal paragraf, pada bagian ini berisikan gamabaran awal tentang isi dari teks anekdot, Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

2. Orientasi, pada bagian ini berisikan awal mula, latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam teks, atau juga di sebut bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

3. Event, berisikan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam teks.

4. Krisis, bagian ini berisikan tentang pemunculan permasalahan yang terjadi dalam teks anekdot,  yang di dalamnya menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.

5. Reaksi, bagian ini berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul dalam bagian krisis. Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.

6. Koda, pada bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh dalam teks.

7. Re-orientasi, bagian ini merupakan bagian akhir dari teks sekaligus sebagai penutup dari teks itu sendiri.

Tujuan Teks Anekdot
Pada umunya suatu teks pasti memiliki tujuan yang di suguhkan untuk para pembacanya begitu pula dengan teks anekdot ini. Berikut di bawah ini merupakan beberapa tujuan dari penulisan teks anekdot.

1. Membuat dan membangkitkan tawa dan selera humor bagi pembacanya.
2. Sebagai salah satu saran penghibur.
3. Sebagai saran pengkritik. Lebih baik kita menyampaikan kritikan melalui karya daripada kita mengkritik lewat medsos.
4. Membuat pendengarnya terhibur
5. Menggambarkan karakter-karekter dengan singkat.
6. Mengandung makna akan cerita singkat seputar kenangan-kenangannya.

Ciri Kebahasaan
1. Kata kias atau konotasi
Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya. Kata kias bisa berupa ungkapan dan peribahasa. Ungkapan adalah kelompok kata yang khusus digunakan untuk menyatakan sesuatu sedangkan peribahasa adalah kalimat yang memiliki makna kias.
Contoh : daun muda yang bermakna gadis (ungkapan)

2. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim.
Contoh :
Peristiwa yang di jadikan topik diandaikan jika terjadi pada orang lain atau negara lain (sindiran dengan pengandaian)
Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan)
Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar (antonim)

3. Pertanyaan retoris
Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh : Apakah kamu mau meninggal hari ini?

4. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan

5.  Konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung. Kata hubung yang sering digunakan dalam teks anekdot adalah kata hubung waktu (konjungsi temporal) yaitu, setelah, lalu, kemudian dan sebab-akibat yaitu, maka, karena, oleh sebab itu. Kalimat pengandaian digunakan penulis untuk berandai-andai.

Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Teks anekdot juga memiliki kaidah kebahasaan tersendiri berbeda dari teks lainnya. Kaidah kebahasaan itu bisa kalian lihat di bawah ini.
1. Menggunakan kata keterangan waktu lampau
2. Menggunakan kata penghubung
3. Terdapat penggunaan kata kerja
4. Urutan peristiwa berdasarkan waktu
5. Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.

Contoh teks anekdot

Tebak-tebakan

Udin : Oi bro, gua punya tebak-tebak nih, kalo lu bisa jawab lu gua telaktir apa aja dah,

Peot : Sebenernya sih males, tapi kalau bisa jawab lu traktir gua, oke dah

Udin : Gajah, gajah apa yang belalainya pendek?

Peot : mikir (setahu gua gajah belalinya panjang semua dah) , kaga tau ah din.

Udin : Gajah pesek (hehehehe)

Pemesan : Mba, saya boleh pesen?

Penjual : Boleh mas, mau pesen apa dan berapa jumlahnya?

Pemesan : oh, enggak kok saya engga mau pesen barang…

Penjual : terus pesan apa mas?

Pemesan : Saya Cuma mau pesen, … jaga kesehatan, jangan lupa makan dan inget sholat lima waktu ya .. J

Penjual : #$%@&^*?\

Otong dan Pak Polisi

Saat malam hari si otong pergi mengendari motor niatnya sih mau beli martabak, eh pas sampai di jalan Jendral Sudirman ternyata ada polisi yang menghentikan otong, lalu terjadilah percakapan :

Polisi : pritt ! “selamat malam, pak, boleh lihat surat – suratnya apa, bapa saya tilang pak.

Otong : wah, apaan nih, emang salah saya apa ya pa?

Polisi : Lampu motor bapa, tidak menyala saat berkendara di malam hari seperti ini, dan ini sangat bahaya, sangat rawan untuk terjadi kecelakaan.

Otong : (mencari-cari alesan) gini loh pak polisi, sekarang kan saya sedang ada di jalan Jendral Sudriman, yang bapak bisa lihat sendiri keadaan di sinih terang, lampu dimana – mana, jadi untuk apa saya menyalakan lampu saya?

Polisi : (tiba-tiba jongkok dan mengambil 2 pentil yang ada pada ban yang akhirnya ban tersebut kempes karena tidak ada angin)

Otong : (kebingungan) pak kenapa bapak mencabut kedua pentil ban saya, kan ban saya kempes dan saya tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Polis : siapa juga yang ngempesin ban, bapak, saya Cuma mengeluarkan angin yang bapak simpan di ban, kan di sinih banyak angin, jadi untuk apa bapak simpang-simpan angin, di ban lagi.

Otong : (nangis … )

Di sebuah sekolah, terlihat seorang guru tengah mengajar di sebuah ruang kelas. Sofa merupakan salah satu murid di kelas tersebut.
“Sebelum mengakhiri pelajaran, ibu guru akan memberikan sedikit pengumuman.”, sontak terdengar riuh tanda protes dari murid-murid.
“Tenang-tenang!”, sang guru kembali mengambil alih keadaan. “Ada kabar gembira, mulai pelajaran tahun depan, sekolah kita akan menjadi SBI.”. Kelas pun kembali riuh setelah mendengar pengumuman dari sang guru.
“Berarti sekolah kita bakal jadi sekolah bertaraf internasional, Bu?”, tanya seorang murid.
“Benar sekali. Seiring meningkatnya taraf sekolah kita, kita juga harus mempersiapkan hal-hal untuk meningkatkan kapabilitas kita, baik itu dari staf pengajar maupun dari siswa-siswinya. Kira-kira menurut kalian apa saja yang harus kita persiapkan?”, sang guru melemparkan pertanyaan ke murid-muridnya.
“Kemampuan bahasa Inggris, Bu. Karena kalau sekolah kita menjadi SBI, maka bahasa pengantar sehari-harinya menjadi bahasa Inggris, Bu.”, sahut salah seorang murid.
“Ya, benar sekali. Ada lagi yang menambahkan?”
“Harus nyiapin uang lebih banyak, Bu.”, celetuk Sofa dari baris belakang.
“Apa maksud kamu, Sofa?”, sang guru heran dengan jawaban muridnya.
“Ya iya, Bu. Kita harus mempersiapkan uang bayaran lebih banyak. Karena kalau sekolah kita jadi SBI bukan cuma tarafnya yang internasional, tapi ‘tarifnya’ juga internasional.”
Tawa pun pecah di seluruh ruang kelas, sang guru pun hanya bisa menggelengkan kepala menanggapi jawaban salah satu muridnya.

Kesetrika

di suatu pagi yang masih cerah, muncul sesosok laki-laki yang sedang ke rumah sakit karena kedua buah telinganya lagi kena luka bakar.

Doker : “looh, ada apa yang terjadi dengan telinga anda pak?”

Pasien : “begini dokter ceritanya, sebelumnya saya lagi menyetrika baju, nah, ketika saya lagi  menyetrika baju, secara mendadak telpon saya bunyi dan mendering. Sebab reflek, akhirnya ketika saat itu saya lagi memegang setrika, langsung saja saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.”

Dokter : “oh, begitu toh ceritanya, saya mengerti keluhan  bapak, kemudian untuk telinga bapak yang sebelah kanan itu apa yang terjadi?”

Pasien : “Nah ini dia masalahnya dokter, si bego tersebut kembali menelpon.”

Itulah pembahasan mengenai teks anekdot, semoga sobat dapat terbantu :)
Jangan lupa share ya :)
source : buku paket kelas 10

1. Berkomentarlah yang relavan sesuai topik artikel,
2. Komentar di larang mengandung spam.
3. Jika komentar mengandung link aktif tidak akan di tampilkan.
EmoticonEmoticon