Niat Puasa Senin Kamis : Tata Cara, Keutamaan Dan Manfaat - Puasa senin kamis adalah rutinitas mingguan yang berupa amalan sunnah 2 hari dengan keutamaan sangat melimpah, tidak hanya saja di nilai sebagai ibadah tetapi juga mencerminkan para pelaksannya atas ketaatan terhadap allah dan rasulnya. Sehingga jangan heran apabila orang-orang yang sudah paham bagaimana keutamaan dari kedua amalan puasa ini, tidak pernah mau melawatkannya serta selalu rutin mereka laksanakan meski dalam kesehariannya di penuhi dengan pekerjaan, karena memang hari senin dan kamis masih waktunya masuk kerja.
Untuk niat puasa hari senin dan puasa hari kamis termasuk sangat mudah untuk di hafalkan. Untuk teman-teman yang belum menghafalnya, tidak perlu khawatir karena disini kita akan belajar bersama menghafalkan bacaan niat puasa sunah senin dan kamis dalam bahasa arab, latian dan artinya lengkap.
Di sini kita tidak hanya akan menghafalkan niatnya, namun juga akan membahas beberapa keutamaan dan manfaat berpuasa di hari senin kamis. Penjelasan mengenai keutamaan dan manfaat puasa senin kamis ini. Adapun untuk bacaan doa niat puasa sunah senin kamis adalah sebagai berikut :
Tata Cara Puasa Senin Kamis
Artinya :
Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta’ala.
Artinya :
Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta’ala.
Keutamaan Puasa Senin Kamis
- Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya : Segala amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis akan diperiksa oleh malaikat, karena itu aku senang ketika amal perbuatanku diperiksa aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Tirmidzi).
- Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
- Usamah bin Zaid berkata: “Aku berkata pada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Wahai Rasulullah, engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira engkau tidak pernah puasa. Kecuali dua hari yang engkau bertemu dengannya dan berpuasa ketika itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa dua hari tersebut?” Usamah menjawab, “Senin dan Kamis.” Lalu beliau bersabda, “Dua hari tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (pada Allah). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ahmad 5: 201. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya).
- Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab: “Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)
- “Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setia hamba yang tidak berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut) kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).
Keistimewaan
Puasa itu milik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sebanyak 10 kali lipat. (HR. Bukhari dan Abu Daud).
Al Hafidz al-‘Aini mengatakan: ”Hadis ini bercerita tentang orang yang terbiasa melakukan amal ketaatan kemudian terhalangi (tidak bisa) mengamalkannya karena udzur, sementara niatnya ingin tetap merutinkan amal tersebut seandainya tidak ada penghalang.” (Umdatul Qori, 14/247)
1. Berkomentarlah yang relavan sesuai topik artikel,
2. Komentar di larang mengandung spam.
3. Jika komentar mengandung link aktif tidak akan di tampilkan.
EmoticonEmoticon