Manusia Purba Di Indonesia | Ciri Ciri, Jenis, Sejarah, Penemu Manusia Purba Beserta Gambarnya - Selamat datang di loker ilmu, hay sobat loker apakah kalian tau mengenai nenek moyang di indonesia ? unruk kali ini kita akan membahas tentang manusia purba di indonesia untuk lebih lengkapnya simak penjelasan di bawah ini.
Manusia Purba di Indonesia
Sejak abad ke-18, para ahli dari luar negeri tertarik untuk mengadakan penelitian tentang manusia purba di Indonesia. Ahli arkeologi yang pertama datang adalah seorang dokter Belanda yang bernama Eugene Dubois. Pada awalnya ia mengadakan penelitian di daerah Sumatra Barat, namun ia tidak berhasil menemukan kerangka yang mirip dengan manusia. Kemudian, dari Sumatra ia berpindah tempat untuk melakukan penelitiannya lalu ke Pulau Jawa, di sini ia berhasil menemukan tengkorak manusia. Pemuan yang pertama kali yang ia dapatkan pada daerah Trinil, kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Pada waktu penggalian diketahui, bahwa bumi berlapis-lapis, dan pada setiap lapisan kerap ditemukan fosil-fosil tumbuhan, hewan, dan manusia yang menjadi ciri khusus dari setiap lapisan. Fosil merupakan sisa-sisa dari manusia, hewan, dan tumbuhan yang membatu karena tertimbun tanah selama ribuan, bahkan jutaan tahun yang lalu. Berikut ini akan dibahas mengenai jenis-jenis fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Coba kamu cermati dan pelajari.
a. Pithecantropus
Pada 1890, Dr. Eugene Dubois, seorang ahli arkeologi menemukan fosil di daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Fosil pertama kali yang berhasil ia temukan adalah tempurung kepala dan tulang rahang. Dalam tahap penggalian selanjutnya, pada tempat yang sama ia menemukan tulang paha kiri. Setelah dikonstruksi, tubuh fosil temuannya diperkirakan tingginya antara 165 sampai dengan 180 cm dengan fragmen tubuh yang masih sederhana dengan cara mereka berjalan yang masih belum sempurna.
Cara mereka berjalan sudah mulai berdiri tegak dengan volume otaknya masih kecil. Organ tubuh luarnya masih menyerupai binatang primata. Karena sudah berjalan dengan berdiri tegak walaupun belum sempurna seperti sekarang, maka fosil ini diberi nama Pithecantropus erectus, artinya manusia kera yang dapat berjalan tegak. Selain itu, fosil ini sering disebut sebagai fosil manusia Jawa. Pada 1936, berbekal dengan temuan Dubois, dua orang peneliti yaitu, Duyfes dan Van Koenigswald kembali berhasil menemukan fosil erectus di Perning, kabupaten Mojokerto (Jawa Timur).
Hasil temuan pada waktu itu berupa tengkorak seorang anak-anak dengan usia di kisaran 6 tahun, diperkirakan hidup 1,9 juta tahun yang lalu. Karena ditemukan di Mojokerto, maka Pithecantropus erectus kali ini dinamakan Pithecantropus mojokensis (manusia kera dari Mojokerto) atau disebut juga Pithecantropus robustus.
b. Megantropus
Fosil Megantropus ditemukan di desa Sangiran pada 1936 sampai dengan 1941. Penemunya adalah Van Koenigswald. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta tahun yang lalu dan para ahli menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa Kuno. Fragmen tubuh yang ditemukannya adalah berupa rahang atas dan bawah. Makanan utama Meganthropus diperkirakan adalah tumbuh-tumbuhan
c. Homo Sapiens
Jenis manusia di Indonesia diperkirakan hidup antara 25.000 sampai dengan 40.000 tahun yang lalu. Jenis manusia ini merupakan salah satu manusia yang telah sanggup membuat sebuah alat-alat dari batu maupun tulang binatang, sekalipun dengan masih sangat sederhana mereka telah dapat mengolah makanan dan hasil buruan. Volume pada otaknya diperkirakan 1.000 sampai dengan 2.000 cc dengan tinggi yang bervariasi antara 130 - 210 cm, berat badan diperkirakan antara 30 - 150 kg. Fosil Homo yang ditemukan adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis.
1) Homo soloensis
Homo soloensis ditemukan pada 1931 - 1933 oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Van Koenigswald dengan hasil temuan berupa satu seri tengkorak yang jumlahnya sangat besar di daerah Ngondong, dekat Blora (Jawa Tengah). Hasil penelitian menunjukkan jenis manusia ini tingkatannya lebih tinggi dari fosil sebelumnya. Fosil ini dinamakan Homo soloensis atau yang di sebut manusia dari Solo diperkirakan hidup antara 35.000 - 15.000 tahun SM.
2) Homo wajakensis
Fosil jenis ini ditemukan oleh BD. Van Rietshoten di daerah Wajak, Tulung Agung (Jawa Timur) pada 1889. Kemudian, fosil ini diberi nama sesuai dengan daerah di mana ia ditemukannya, yaitu Homo wajakensis. Pada 1920, Eugene Dubois menemukan sebuah fosil yang sama dan ia memberinya nama Wajakensis II. Menurut para ahli, fosil ini adalah bentuk perubahan dari Homo soloensis, dan jenis inilah diperkirakan nenek moyang dari penduduk asli pulau Irian (Papua) dan sekitarnya.
Homo wajakensis mempunyai volume otak kira-kira 1530 - 1650 cc. Di antara semua jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, Homo wajakensis merupakan jenis yang paling tinggi tingkat kecerdasan dan peradabannya.
Itulah pembahasan kita kali ini , semoga sobat dapat terbantu :)
Jangan lupa share ya :)
Manusia Purba di Indonesia
Sejak abad ke-18, para ahli dari luar negeri tertarik untuk mengadakan penelitian tentang manusia purba di Indonesia. Ahli arkeologi yang pertama datang adalah seorang dokter Belanda yang bernama Eugene Dubois. Pada awalnya ia mengadakan penelitian di daerah Sumatra Barat, namun ia tidak berhasil menemukan kerangka yang mirip dengan manusia. Kemudian, dari Sumatra ia berpindah tempat untuk melakukan penelitiannya lalu ke Pulau Jawa, di sini ia berhasil menemukan tengkorak manusia. Pemuan yang pertama kali yang ia dapatkan pada daerah Trinil, kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Pada waktu penggalian diketahui, bahwa bumi berlapis-lapis, dan pada setiap lapisan kerap ditemukan fosil-fosil tumbuhan, hewan, dan manusia yang menjadi ciri khusus dari setiap lapisan. Fosil merupakan sisa-sisa dari manusia, hewan, dan tumbuhan yang membatu karena tertimbun tanah selama ribuan, bahkan jutaan tahun yang lalu. Berikut ini akan dibahas mengenai jenis-jenis fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Coba kamu cermati dan pelajari.
a. Pithecantropus
Pada 1890, Dr. Eugene Dubois, seorang ahli arkeologi menemukan fosil di daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Fosil pertama kali yang berhasil ia temukan adalah tempurung kepala dan tulang rahang. Dalam tahap penggalian selanjutnya, pada tempat yang sama ia menemukan tulang paha kiri. Setelah dikonstruksi, tubuh fosil temuannya diperkirakan tingginya antara 165 sampai dengan 180 cm dengan fragmen tubuh yang masih sederhana dengan cara mereka berjalan yang masih belum sempurna.
Cara mereka berjalan sudah mulai berdiri tegak dengan volume otaknya masih kecil. Organ tubuh luarnya masih menyerupai binatang primata. Karena sudah berjalan dengan berdiri tegak walaupun belum sempurna seperti sekarang, maka fosil ini diberi nama Pithecantropus erectus, artinya manusia kera yang dapat berjalan tegak. Selain itu, fosil ini sering disebut sebagai fosil manusia Jawa. Pada 1936, berbekal dengan temuan Dubois, dua orang peneliti yaitu, Duyfes dan Van Koenigswald kembali berhasil menemukan fosil erectus di Perning, kabupaten Mojokerto (Jawa Timur).
Hasil temuan pada waktu itu berupa tengkorak seorang anak-anak dengan usia di kisaran 6 tahun, diperkirakan hidup 1,9 juta tahun yang lalu. Karena ditemukan di Mojokerto, maka Pithecantropus erectus kali ini dinamakan Pithecantropus mojokensis (manusia kera dari Mojokerto) atau disebut juga Pithecantropus robustus.
b. Megantropus
Fosil Megantropus ditemukan di desa Sangiran pada 1936 sampai dengan 1941. Penemunya adalah Van Koenigswald. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta tahun yang lalu dan para ahli menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa Kuno. Fragmen tubuh yang ditemukannya adalah berupa rahang atas dan bawah. Makanan utama Meganthropus diperkirakan adalah tumbuh-tumbuhan
c. Homo Sapiens
Jenis manusia di Indonesia diperkirakan hidup antara 25.000 sampai dengan 40.000 tahun yang lalu. Jenis manusia ini merupakan salah satu manusia yang telah sanggup membuat sebuah alat-alat dari batu maupun tulang binatang, sekalipun dengan masih sangat sederhana mereka telah dapat mengolah makanan dan hasil buruan. Volume pada otaknya diperkirakan 1.000 sampai dengan 2.000 cc dengan tinggi yang bervariasi antara 130 - 210 cm, berat badan diperkirakan antara 30 - 150 kg. Fosil Homo yang ditemukan adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis.
1) Homo soloensis
Homo soloensis ditemukan pada 1931 - 1933 oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Van Koenigswald dengan hasil temuan berupa satu seri tengkorak yang jumlahnya sangat besar di daerah Ngondong, dekat Blora (Jawa Tengah). Hasil penelitian menunjukkan jenis manusia ini tingkatannya lebih tinggi dari fosil sebelumnya. Fosil ini dinamakan Homo soloensis atau yang di sebut manusia dari Solo diperkirakan hidup antara 35.000 - 15.000 tahun SM.
2) Homo wajakensis
Fosil jenis ini ditemukan oleh BD. Van Rietshoten di daerah Wajak, Tulung Agung (Jawa Timur) pada 1889. Kemudian, fosil ini diberi nama sesuai dengan daerah di mana ia ditemukannya, yaitu Homo wajakensis. Pada 1920, Eugene Dubois menemukan sebuah fosil yang sama dan ia memberinya nama Wajakensis II. Menurut para ahli, fosil ini adalah bentuk perubahan dari Homo soloensis, dan jenis inilah diperkirakan nenek moyang dari penduduk asli pulau Irian (Papua) dan sekitarnya.
Homo wajakensis mempunyai volume otak kira-kira 1530 - 1650 cc. Di antara semua jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, Homo wajakensis merupakan jenis yang paling tinggi tingkat kecerdasan dan peradabannya.
Itulah pembahasan kita kali ini , semoga sobat dapat terbantu :)
Jangan lupa share ya :)
1. Berkomentarlah yang relavan sesuai topik artikel,
2. Komentar di larang mengandung spam.
3. Jika komentar mengandung link aktif tidak akan di tampilkan.
EmoticonEmoticon